Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya kembali menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali ini sebanyak 300 mahasiswa mengikuti KKN Non Reguler Semester Gasal periode 2019/2020 di 7 desa di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. ‘Pemberdayaan Masyarakat melalui Potensi Lokal di Kecamatan Wonoayu’ menjadi tema pada tahun ini. Rombongan disambut langsung oleh Camat Wonoayu-Drs. H. Abdul Kifli, M.Si. bertempat di Ruang Pertemuan Kecamatan Wonoayu, Jumat, (8/11).
“Atas nama pemerintah kecamatan wonoayu mengucapkan selamat datang dan terima kasih karena kecamatan wonoayu ini bisa ditempati teman-teman untuk KKN di 7 desa yang ada,” kata Camat Wonoayu. Kecamatan Wonoayu merupakan penghasil kedelai dan singkong. Abdul berharap, mahasiswa UNTAG Surabaya bisa berkontribusi di desanya, “Paling tidak teman-teman mahasiswa bisa memberikan kontribusi di desa. Kami harapkan kehadiran teman-teman bisa memecahkan suatu persoalan. Kita komunikasi, kita diskusi, akhirnya muncul solusi. Mana kala ada kesulitan, silakan hubungi camat.”
Rektor UNTAG Surabaya-Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA. yang turut hadir untuk membuka KKN mengaku bersyukur bisa diterima oleh Camat Wonoayu. “Karena Pak Camat sudah dengan senang hati menerima kita, artinya kita harus membuat senang Pak Camat dan masyarakat desa. Jangan sampai mereka tidak senang,” pintanya pada peserta. Dia menuturkan, “Setiap tahun mengadakan KKN. Adapun pada tahun ini 1.459 mahasiswa terdistribusi di Jombang, Surabaya dan Sidoarjo termasuk Wonoayu. Ketika kami sudah melakukan KKN, kami selalu diminta untuk kembali mengadakan KKN di desa tersebut.”
Mulyanto menambahkan, “Kami khususnya LPPM menekankan bahwa mahasiswa yang melakukan KKN, sebelumnya telah dibekali dengan program. Sehingga ketika di lapangan langsung beraksi. Kalau zaman kita dulu KKN itu ngecat, bikin papan nama.” Menurutnya mulai tahun ini KKN UNTAG Surabaya sudah berbasis potensi lokal. Berbeda dengan periode sebelumnya yang menekankan kewirausahaan, teknologi tepat guna dan kesehatan. “Kami selalu menuntut outcome kepada mahasiswa. Kami tidak mau mahasiswa hanya numpang di desa,” tegasnya.
Kepada pemerintah Kecamatan Wonoayu, Mulyanto meminta agar pihak pemerintah setempat tidak segan untuk menegur atau melaporkan mahasiswa yang melanggar. “Kami menggaransi bahwa KKN di Wonoayu ini akan menghasilkan output dan outcome. Kami belajar untuk membantu masyarakat dengan baik. Harapannya kami diterima oleh masyarakat dan kalau ditinggalkan akan ditangisi oleh masyarakat. Sebelumnya demikian karena dekatnya kami dengan desa,” tutup Mulyanto. (um)