KEGIATAN AJENG DINDA WULANSARI DALAM PROGRAM KAMPUS MENGAJAR YANG SEDANG DILAKUKAN
06 November 2021
  • 1626

KEGIATAN AJENG DINDA WULANSARI DALAM PROGRAM KAMPUS MENGAJAR YANG SEDANG DILAKUKAN

Ajeng Dinda Wulansari merupakan mahasiswa program studi Administrasi Negara angkatan 2019 yang juga lolos dalam Program Kampus Mengajar. Ajeng lolos dan mendapat sekolah penempatan di SDN Primpen yang berada di alamat Jalan Bancaran Wedoro, Desa Primpen, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. 

Cara pendaftaran dan proses seleksi program Kampus Mengajar ini dimulai dari Ajeng yang mendapat informasi dari salah satu grup belajar sama teman-teman mahasiswa lainnya. Ajeng sangat tertarik dan memutuskan untuk mendaftar Kampus Mengajar Batch 2 serta mulai mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Ajeng juga terus mencari sertifikat volunteer sebagai dokumen penunjangnya. Ajeng merasa sempat ragu apakah akan lolos jika hanya melampirkan beberapa dokumen penunjang yang belum seberapa. Lalu sebelum pengumuman terdapat tes kebhinekaan yang mewajibkan semua pendaftar untuk mengikuti. Tes tersebut tidak ada benar atau salah, karena bersifat menilai kepribadian dan bagaimana cara kita bertindak. Menuju hari pengumuman Ajeng tidak lupa meminta doa kepada orang-orang terdekat dan optimis untuk lolos dan pada akhirnya Ajeng dinyatakan LOLOS Program Kampus Mengajar, Ajeng sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari Kampus Mengajar Batch 2 ini dan terseleksi dari 35.000+ pendaftar.

Setiap mengikuti suatu program pastinya terdapat alasan tersendiri mengapa mengikuti program tersebut, begitu dengan Ajeng Dinda yang lebih memilih program Kampus Mengajar dibandingkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang lain yaitu dengan alasan Ajeng sering menjumpai bahwa anak di usia SD/SMP masih kurang dalam beberapa hal dasar seperti membaca, menulis dan menghitung. Lalu ada lagi penerapan etika dan juga moralitas yang semakin kesini semakin mengalami kemunduran. Adanya kampus mengajar, memberikan Ajeng kesempatan untuk terjun langsung ke sekolah guna untuk mengambil bagian dalam membenahi tatanan pendidikan di Indonesia dengan hal yang sederhana terlebih dahulu. Ajeng juga percaya bahwa sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Selain itu, karena pandemi yang sudah terlalu lama, jadi mengharuskan pemanfaatan IT di dunia pendidikan dan pada saat Ajeng mengadakan survei ke sekolah dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai sistem belajar online, masih didapati bahwa penggunaan IT masih sangat minim dan kurang bervariasi. Dari situ Ajeng juga ingin sekali untuk memberikan sedikit pengetahuan yang dimilikinya mengenai penggunaan platform belajar agar bisa diterapkan di SDN Primpen selama masa pandemi dan menjadi salah satu bentuk adaptasi teknologi.

Kesan awal Ajeng dalam melaksanakan program Kampus Mengajar tersebut, menurutnya pada waktu awal butuh adaptasi total, karena lingkungan sekolahnya juga jauh dari pemukiman warga, kekurangan air bersih, fasilitas yg sangat minim, dan baru ada listrik di tahun 2019. Untuk muridnya sendiri waktu pertama kali datang sangat susah diatur dan cenderung berbahasa kasar. Untuk literasi dan numerasinya juga sangat terbatas, bahkan kelas 4 belum bisa membaca lancar. Bisa dibilang cukup sulit, namun Ajeng dan tim berusaha semaksimal mungkin untuk membuat perubahan pada sistem mengajarnya, mendorong siswa untuk lebih aktif dan berani bertanya jika kesulitan. Fasilitasnya yang berada di SDN Primpen juga sangat kurang, tidak ada perpustakaan, kantin, ruang kelas masih kurang satu, untuk air juga masih kekurangan, bahkan toilet sangat tidak layak pakai.  Lokasi sekolah jauh dari pemukiman dan berada di tengah hutan. Akses jalannya lumayan jauh dari rumah ±34 km dan sedikit rusak. Selain itu, ada beberapa tenaga pengajar yang kurang maksimal dalam pembelajaran, seperti tidak memberikan materi sesuai buku tematik. 

Dengan beberapa kekurangan yang terdapat dalam SDN Primpen tersebut, Ajeng dan tim melaksanakan beberapa kegiatan meliputi adaptasi teknologi kepada tenaga pengajar dan murid, lomba-lomba yang berkaitan dengan literasi dan numerasi, sosialisasi 5S kepada siswa, pembelajaran menggunakan fun learning dan ada beberapa kegiatan juga yang akan dilaksanakan seperti bank literasi, dan projek mini book. Dengan mengikuti program ini menjadikan Ajeng memiliki pengalaman yang luas, dengan demikian Ajeng tidak lupa untuk mengajak mahasiswa diluaran sana. “ Untuk mahasiswa hebat di Indonesia, jadilah sosok yang bisa menginspirasi, memberikan manfaat, dan juga membuahkan sebuah inovasi dari hasil studi kalian. Diluar sana ada banyak masyarakat berbagai kalangan yang membutuhkan peranan kalian sebagai generasi emas. Seperti di kegiatan Kampus Mengajar 2 ini, kami dilatih untuk bisa berhadapan dengan tatanan dunia pendidikan yang masih perlu perbaikan, dan otomatis akan membangkitkan sebuah inovasi dan juga pembaharuan dari kita. Salurkan ilmu yang kalian miliki untuk kemajuan negeri ini. Melewati hambatan yang ada didepan, dan yakinlah kalau sebuah hambatan pasti selalu diiringi dengan sebuah kesempatan. You're the leader of your own life, kalian sendirilah yang bisa memilih kesempatan mana yg bisa kalian ambil untuk meraih kesuksesan dalam diri kalian.” – Ucap Ajeng Dinda Wulansari sekaligus menutup wawancara.

back top