YUKK INTIP KEGIATAN PROGRAM KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 2 DI SDN 012 NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA

Rabu, 08 September 2021 - 13:18:49 WIB
Dibaca: 367 kali

YUKK INTIP KEGIATAN PROGRAM KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 2 DI SDN 012 NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA

Apa sih Kampus Mengajar itu?

Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Di dalam program kampus mengajar ini mahasiswa ditempatkan di beberapa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di seluruh Indonesia untuk membantu meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah tersebut. Kampus Mengajar angkatan 2 ini dibuka pada tanggal 15 sampai 30 Juni 2021. Proses pendaftaran dan seleksi program ini meliputi membuat akun MBKM terlebih dahulu di halaman website yang telah di bagikan di berbagai sosial media, kemudian masuk di akun tersebut dan memilih program yang ditawarkan, setelah itu melengkapi berkasnya. Berkas yang menjadi persyaratan juga tidak terlalu banyak, cukup Kartu Tanda Mahasiswa, Kartu Tanda Penduduk, surat pernyataan, surat kesehatan, serta sertifikat kejuaraan atau kegiatan yang pernah diikuti, setelah itu tinggal menunggu hasil pengumuman. Dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sendiri ada beberapa mahasiswa program studi Administrasi Negara yang diterima dalam program Kampus Mengajar ini, salah satunya yaitu Mita Octaviani, mahasiswa angkatan 2019.

Mita Octaviani ditempatkan mengajar di SDN 012 Nunukan dengan beberapa teman mahasiswa yang juga lolos program Kampus Mengajar, Sekolah Dasar tersebut berada di Jalan Sei Banjar RT.07 Desa Binusan Dalam. Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Alasan Mita Octaviani memilih program Kampus Mengajar di banding program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang lain yaitu karena dia sebagai mahasiswa program studi Administrasi Negara, yang mana program ini berfokus kepada pelayanan masyarakat dan dia juga berlatar belakang dari orang tua membentuk lembaga pendidikan non-formal, kemudian membentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berisi anak-anak putus sekolah serta anak usia PAUD yang belajar sambil bermain. Berbagai masalah pun dialami oleh masyarakat Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, salah satunya adalah masalah dalam bidang pendidikan. Permasalahan ini meliputi banyaknya anak putus sekolah karena masalah ekonomi dan ada yang disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk menyesuaikan pembelajaran di jenjang selanjutnya, dikarenakan saat bangku sekolah dasar (SD) tidak mendapatkan pembelajaran yang semestinya.

Latar belakang permasalahan itulah yang menjadi alasan Mita Octaviani untuk berantusias mengikuti seleksi program Kampus Mengajar dan dengan niat ingin mengabdi di sekolah yang ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. “Setiap anak berhak mendapat pendidikan dan bukannya dipaksa untuk bekerja yang belum sesuai dengan masanya” tutur Mita saat sesi wawancara. 

Saat ini kegiatan mengajar telah berlangsung, kesan awal Mita dengan timnya untuk mengajar di SDN 012 Nunukan ini merasa tidak kesulitan untuk perkenalan awal bersama peserta didik di sekolahnya. Siswa disana sangat senang melihat kakak-kakak mahasiswa, karena menurut guru di sekolah tersebut mereka senang karena sekolah yang ada di tengah hutan ini di datangi oleh orang-orang baru, rasa senang mereka juga dibuktikan dengan sebelum adanya tim Kampus Mengajar ini mereka jarang datang ke sekolah, namun setelah adanya tim Kampus Mengajar ini semangat untuk sekolah mereka semakin meningkat, bahkan saat jam pulang terkadang mereka menyuruh untuk tidak pulang terlebih dahulu karena masih ingin bermain bersama mahasiswa kampus mengajar.

Mita Octaviani menuturkan bahwa ada berbagai permasalahan dan kekurangan pada kondisi SDN 012 Nunukan, diantaranya yaitu:

  1. Akses Jalan ke SDN 012 Nunukan

Jalan di daerah tempat Mita mengajar ini di tengah kebun kelapa sawit dan jika hujan turun tidak ada kegiatan di sekolahan karena jalan tidak bisa dilalui oleh peserta didik.

  1. Masalah jaringan

Akses internet di sana sama sekali tidak ada, untuk itu terkait program Kampus Mengajar Angkatan 2 yakni adaptasi teknologi sulit mereka salurkan dan dari wawancara beberapa siswa bahwa selama pandemi mereka tidak ada pembelajaran secara daring namun mereka datang ke sekolah mengambil soal kemudian dikerjakan di rumah dengan jadwal 2 minggu sekali, namun jika hujan sekolah diliburkan.

Mita Octaviani dan timnya sempat ingin mengadakan kelompok belajar di tengah pemukiman sehingga mereka tidak perlu pergi ke sekolah, tetapi nihil, rumah mereka sangat jauh jaraknya antara satu dengan yang lainnya, berdasarkan wawancara yang diperoleh, peserta didik juga jarang mengerjakan tugas yang mereka ambil di sekolah, karena biasanya mereka hanya mengambil tugas tersebut kemudian langsung ke tempat rumput laut untuk bekerja mengikat rumput laut bersama orang tua mereka.

  1. Jumlah Staf dewan guru juga sedikit, sesuai dengan jumlah kelas yang ada.
  2. Untuk keadaan sekolahannya saat ini masih tahap pembangunan, namun ada yang kurang dari pembangunan ini yaitu UKS dan perpustakaan. Kepala Sekolah SDN 012 Nunukan menyampaikan bahwa 2 minggu lagi sekolah ini akan diresmikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.

Aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh Mita Octaviani dan timnya selama program Kampus Mengajar ini yaitu aktivitas di sekolah hari Senin sampai Kamis membantu guru mengajar, kemudian hari Jumat dilakukan senam bersama dan kerja bakti dilanjutkan membantu membereskan masalah administrasi yang belum diperbaharui di sekolah misalnya papan struktur organisasi, jadwal piket guru di sekolah, dan data DAPODIK dengan mengumpulkan siswa agar melengkapi data tersebut.

Adanya kegiatan Kampus Mengajar ini memberikan banyak program pengajaran sehingga dapat mendorong antusias siswa, seperti baris berbaris di lapangan, memberikan edukasi mencuci tangan yang benar, melakukan doa sebelum kelas dimulai, dan program lainnya yang dapat meningkatkan edukasi siswa disana. Untuk pembagian jadwal pengajaran. Mita Octaviani dan timn menambahkan hari pengajaran yang awal mulanya 2 kali seminggu menjadi 3 kali seminggu datang ke sekolah, untuk di hari Jumat hanya dilakukan senam dan sekdar permainan serta terkadang lomba dengan hadiah kecil-kecilan seperti jajanan ringan. Untuk jadwal belajarnya pun juga dibagi menjadi hari Senin dan Rabu untuk murid kelas 1,2 dan 3, kemudian hari Selasa dan Kamis untuk murid kelas 4,5 dan 6.

Kegiatan yang dijalani Mita Octaviani saat ini, dia ingin menyampaikan beberapa motivasi untuk mahasiswa di luaran sana. “Untuk mahasiswa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, kalian harus ikut program ini, karena ada banyak adik-adik kita di pedalaman sana yang membutuhkan sosok kita, sosok-sosok mahasiswa dengan sejuta inovasi, sejuta semangat membangkitkan negeri, tinggalkan dulu masalah yang lain, pendidikan mereka lebih penting, jangan buang semangat kalian sebagai mahasiswa, habiskan perjuangan untuk menyalurkan ilmu-ilmu luar biasa kalian, karena itu semua merupakan satu-satunya jalan untuk tetap memperkokoh negeri dengan terus memperbaiki generasi” Ujar Mita Octaviani pada sesi penutup wawancara.

-tim website administrasi publik-


Untag Surabaya || FISIP Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya