Membangun Desa? Siapa Takut !!

Selasa, 27 Juli 2021 - 19:17:36 WIB
Dibaca: 350 kali

Membangun Desa? Siapa Takut !!

Pada tanggal 24 Januari 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memberikan banyak manfaat kepada para mahasiswa. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja dan bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus, program ini terus di kembangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya untuk mendapatkan calon pemimpin masa depan yang berkualitas.

Begitu pula dengan Program Studi Administrasi Negara, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang menerima program bantuan Kerja Sama Kurikulum dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan langsung melakukan seleksi kepada mahasiswa yang berminat mengikuti program ini. Dalam program ini terdapat 3 skema kegiatan meliputi Program Magang, Program Membangun Desa dan Program Pertukaran Mahasiswa. Dari 3 skema tersebut, terpilih 10 mahasiswa yang lolos seleksi program ini, 3 mahasiswa skema kegiatan program magang, 4 mahasiswa skema kegiatan program membangun desa dan 3 mahasiswa skema kegiatan program pertukaran mahasiswa.

Salah satu dari 10 mahasiswa yang terpilih tersebut yaitu Nur Dilla Komalasari, terpilih dalam skema kegiatan program membangun desa. Kesan atau pendapat Nur Dilla ketika terpilih menjadi salah satu mahasiswa peserta kegiatan MBKM di antara banyaknya mahasiswa yang mendaftar yaitu Nur Dilla merasa bersyukur dan berterima kasih kepada dosen yang sudah memilih serta mempercayai dirinya menjadi salah satu mahasiswa yang lolos program MBKM skema kegiatan membangun desa. Gambaran kegiatan yang akan di lakukan oleh Nur Dilla dalam program ini nanti yaitu seperti pemberdayaan masyarakat seperti memberikan kontribusi dan inovasi pada UMKM di desa tersebut serta mengembangkan potensi yang ada pada desa tersebut. Nur Dilla juga memberikan saran kepada Universitas maupun Program Studi dalam pelaksanaan kegiatan ini di masa pandemi yaitu dengan memaksimalkan penggunaan teknologi atau pelaksanaan secara virtual dan melakukan kunjungan ke desa mungkin bisa 2 sampai 3 kali dalam satu minggu, untuk minggu pertama pelaksanaan frekuensi pertemuan bisa di tambah lagi agar mahasiswa dapat lebih mengenali desa tersebut. Namun jika Universitas atau Program Studi menghendaki untuk lebih sering melaksanakan kegiatan ini dengan metode virtual, yang di takutkan masyarakat di desa tersebut masih kurang mengenali teknologi yang ada, oleh karena itu Universitas atau Program Studi harus memaksimalkan dalam pemilihan metode pelaksanaan program ini agar dapat berjalan lancar dan maksimal.

 

-ajg - viv-


Untag Surabaya || FISIP Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya